Apakah perbedaan antara taktik dan sebuah strategi? Menurut jenderal Prusia yang terkenal, Carl von Clausewitz: “Taktik adalah seni menggunakan ’kekuatan bersenjata’ dalam pertempuran sedangkan srategi merupakan seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan peperangan dan bertujuan mencapai perdamaian.“ Dalam strategi ini, tujuan-tujuan jangka pendek dicapai melalui taktik. Namun, tanpa strategi, taktik tidak ada gunanya. Demikian pun dalam pemilu, diperlukan strategis dan kecermatan (seperti persiapan dan perumusan konsep-konsep dan ide jangka panjang serta penerapan kebijakan dan kampanye pemilu) sebagai jalan untuk memenangkan pertarungan politik dan pembangunan berkelanjutan setiap lembaga demokratis.Di dalam pemilu, tujuan dari setiap strategi bukanlah kemenangan yang dangkal – tapi perdamaian yang mendasar. Dalam istilah politik, ’perdamaian’ ini berarti: penerangan terhadap program-program yang tepat dan reformasi. Jika tujuan jangka panjang – strategi - ini tidak tampak, misi bagi kemenangan akan tampak sebagai perjuangan bagi kekuasan dan kekayaan pribadi. Perdamaian inilah yang sebenarnya diimpikan masyarakat namun sebagaimana kita ketahui pemilu penuh dengan intrik politik dan kekerasan akibat dominnasi oleh kaum laki-laki.
Tidak bisa kita pungkiri, kemampuan perempuan secara politik memiliki banyak keterbatasan. Walaupun telah ada perempuan yang telah bergelut di Parlamen Nasional dan pemerintahan, namun dari segi kuantitas masih sangat sedikit yang memiliki keahlian sebagai politikus yang handal. Telah menjadi rahasia umum, banyak kandidat perempuan pada partai-partai politik kecil bukan lahir dari dorongan sendiri tapi didorong oleh pihak partai ataupun calon legislatif laki-laki untuk memenuhi quota 30%. Akhirnya banyak kandidat perempuan tidak melakukan strategi politik untuk meraup suara, tapi hanya pelengkap penderita saja.
Kondisi parah yang terjadi ini, diakibatkan karena kebanyakan partai tidak memiliki sistem kader yang mapan terutama bagi pendidikan kader perempuan. Akhirnya, kandidat perempuan apalagi yang baru terjun ke dunia politik menjadi bingung dan tak tahu arah gerak yang pasti. Apalagi bila menghitung jumlah politikus laki laki yang harus dilawan dalam persaingan menuju kursi kepemimpinan lokal dan nasional banyak kandidat perempuan menjadi takut dan merasa terkucilkan untuk mendapatkan memenangkan hingga dapat duduk menjadi pemimpin.
Menang dalam pemilu dan menjadi pemimimpin adalah bagian dari perjuangan panjang, niat tulus, kerja keras dan buah dari persiapan yang matang. Bentuk persiapan harus di pikirkan jauh-jauh hari, bukan merupakan sesuatu yang sifatnya instant, karena masyarakat tidak hanya memilih berdasarkan ketenaran para kandidat melainkan juga kepercayaan akan pola kepemimpinan dan kinerjanya yang sudah harus bisa dilihat. Masyarakat merindukan kemapanan, situasi yang stabil dan juga kepastian kebijakan. Masyarakat butuh perubahan yang bisa langsung di rasakan bukan hanya dengan janji-janji politis, masyarakt sudah lelah dibohongi.
Sekarang tergantung bagaimana kemudian, kandidat perempuan meramu strategi politik yang baik mulai dari pembentukan tim pemenangan, pembuatan pusat koordinasi, hingga strategi isu yang harus dimainkan dalam masa kampanye.
Tim Sukses Pemenangan Pemilu
Langkah pertama yang harus dibentuk setiap kandidat perempuan adalah membentuk tim pemenangan atau tim kampanye yang bekerja ditingkat suku. Tim pemenangan haruslah orang-orang yang mau mendengar pendapat, saran, peka terhadap perubahan strategi lawan dan dapat membaca situasi dan kondisi, serta pandai dalam mengambil sikap.
Tim inilah nantinya yang bersama-sama menggarap langkah-langkah kerja strategis dan aksi yang dibutuhkan setiap kandidat dalam memenangkan pemilu. Tim ini juga harus mampu menjadi jembatan silaturahmi antara pasangan calon yang diusungnya dengan sejumlah tokoh masyarakat yang berpengaruh di wilayah tersebut. pola tradisi sebagian masyarakat Timor Leste peran tokoh masyarakat dan agama sangat signifikan terhadap hasil perolehan suara.
Walaupun tim pemenangan merupakan penggerak inti dari penggalangan suara pemilih namun faktor dominan dari kandidat perempuan itu sendiri juga sangat menentukan untuk menggalang image dalam masyarakat.
Sebelum kandidat perempuan dan tim pemenangan melakukan programnya dalam masyarakat, diperlukan adanya assement yang baik tentang kondisi masyarakat dan strategi apa yang paling layak digunakan. Guna mendapatkan assement ini, kandidat perempuan dan tim harus melakukan survey melalui penyebaran kuesioner dengan sejumlah pertanyaan didalamnya. Penentuan pertanyaan didalam kuesioner tidak boleh sembarangan, tapi merupakan rangkaian pertanyaan yang mengarahkan pada sosok kandidat, kebutuhan riil/mendasar dari masyarakat dapil si kandidat, hingga tanggapan masyarakat tentang kandidat untuk mengetahui sejauh mana popularitas kandidat. Kuesioner inilah, dari hasil kerjanya akan didapati sejauh mana peluang kandidat dimasyarakat, kekuatan kandidat untuk menggalang massa, apa titik kelemahan dan kelebihan kandidat, tingkat kebutuhan masyarakat secara politik dan kebutuhan riil yang akan dimasuki kandidat sebagai kekuatan isu kampanye, hingga pada taraf strategi pemenangan.
Selain survey, kandidat perempuan dan tim juga dapat melakukan wawancara atau diskusi dengan tokoh masyarakat, pakar politik, NGO, jurnalist, pemuka agama atau pemimpin adat termasuk para pemimpin pemerintahan lokal. Wawancara ini berguna untuk mengetahui analisa mendalam para tokoh kunci ini mengenai kondisi sosial politik, ekonomi, sosok kandidat, dan perkembangan isu yang menjadi fokus penting kandidat. Hasil yang didapat, kandidat nantinya dapat memainkan/memanfaatkan tokoh kunci ini sebagai informan, pengarah strategi, tindakan aksi dan pengaruh tokoh kunci tersebut. Selain hal tersebut, kandidat dan tim bisa juga melakukan fokus group diskusi untuk menggali informasi sedalam-dalamnya dimasyarakat secara langsung tentang kondisi masyarakat secara menyeluruh. Diskusi ini, mengundang masyarakat bawah dengan model diskusi di aldeia atau suku ataupun diskusi per kelompok. Dari hasil diskusi kita dapat memetakan permasalahan masyarakat, apa kebutuhan mendasar, hingga pada taraf apa yang diinginkan masyarakat dan merumuskan tindakan riil yang akan diambil. Dengan pola diskusi ini, kandidat akan mengetahui jalan berfikir dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Masyarakat akan ditelanjangi habis pada proses ini, sehingga kandidat bisa lebih terfokus dalam menentukan isue kampanye yang akan dibuat.
Dari assessment berupa survey, wawancara dan diskusi terfokus akan memudahkan kandidat perempuan dalam memetakan persoalan yang terjadi di masyarakat pemilih, langkah-langkah taktis yang perlu dilakukan hingga bagaimana meraih suara pemilih sebanyak-banyaknya.
Strategi Kampanye Yang Efektif
Kampanye adalah bagian strategi pemenangan yang lain yang juga merupakan akses menuju tujuan. Dalam kampanye hendaknya setiap pasangan calon memberikan beberapa visi dan misi yang jelas terhadap apa yang hendak menjadi prioritas kebijakannya nanti ketika dia menjabat, sejauh mungkin mengindari Black champagne atau kampanye yang menjelek-jelekan calon pasangan lainnya.
Contoh :
Belajar dari pengalaman berpolitik negara asal demokrasi yaitu strategi kampanye Barack Obama (Presiden Amerika terpilih), ketika menjelang hari-hari pemungutan suara, dimana lawan politiknya John M-Cain mengeluarkan strategi kampanye yang menjelek-jelekkan dirinya. Barack Obama membuat gebrakan dengan tidak balik menyerang, malah dia mengeluarkan kampanye tentang penjabaran program-program kerja yang akan dilakukan ketika dia menjabat nantinya hingga lima tahun kedepan. Artinya strategi kampanye hitam tidak akan pernah mendapat simpatik publik dalam bentuk apapun, melainkan malah akan menimbulkan penasaran lebih oleh publik terhadap calon pasangan lawannya hingga menurunkan rasa simpatik publik terhadap dirinya.
Begitupun dengan tema yang akan diangkat dalam kampanye, setiap kandidat harus dapat merespon masalah masalah apa saja yang dihadapi desa dan tema tema lainnya yang dianggap perlu disoroti misalnya tentang kelompok masyarakat marginal, masalah ekonomi, penegakan hukum, partisipasi politik perempuan, masalah tuntutan keadilan, keamanan, kesehatan, pemerintahan yang bersih, infrastruktura, masalah pluralisme dan lain-lain.
Kandidat juga harus dapat menemukan strategi atau kegiatan yang murah, massal dan tepat sasaran. Disini diharapkan kandidat perempuan bisa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam mendapatkan simpati masyarakat dengan juga melihat masalah anggaran dan sumber daya yang dimiliki.
Contoh kegiatan yang bisa dilakukan :
- Mengunjungi fasilitasaun umum yang ada di suku/desa seperti pusat kesehatan umum, pusat pendidikan, pasar dan lainnya
- Melakukan dialog dengan pemilih pemula yang ada di sekolah (SMA), kelompok pemuda, kelompok perempuan lokal, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemimpin adat setempat,
- Pemtaran film dan music
- Mengadakan sebuah talk show di radio komunitas setempat yang menghadirkan masyarakat lokal (perempuan), pemuda dan lainnya.
- Ditingkat nasional, organisasi yang memperhatikan kepentingan wanita harus dapat memfasilitasi promosi para kandidat yang akan bertarung di level desa/suku menggunakan media komunikasi nasional seperti TVTL, RTL, jaringan radio komunitas, media printing nasional seperti STL, Timor Post, Diario dan sebagainya
- Kelompok kelompok relawan yang berdiri juga akan sangat membantu melakukan kampanye di tingkat desa dan aldeia.
Untuk memuluskan kegiatan ini diperlukan persiapan material kampanye berupa sticker, leaflet, bendera, spanduk, kaos, brosur dan lainnya dengan asumsi material tersebut dibagikan kepada simpatisan dan masyarakat yang ada di desa.
Sosialisasi Profil Kandidat
Metode memperkenalkan diri, menjabarkan program kerja, tujuan utama kemenangan dan juga apa yang sudah pernah dilakukan adalah metode yang sangat signifikan terhadap kunci menuju kemenangan. Sosialisasi yang matang, adalah sosialisasi yang direncanakan jauh-jauh hari dengan melihat kondisi serta situasi di lapangan. Peng-iklanan diri harus dilakukan dengan jalan memahami budaya yang ada dan memahami issue yang paling trend pada saat itu. Terkait status incumbent sedikit banyak juga mempengaruhi, karena secara langsung ataupun tidak status incumbent lebih memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik.
- - Pertanyaan yang harus dipahami dalam melakukan sosialisasi.
- - Siapakah dirimu ?
- - Apa saja yang sudah pernah kamu lakukan?
- - Apakah yang bisa kamu buat di daerah ini ?
- - Apa saja strategi kebijakan yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi kebodohan dan kemiskinan di desa setempat?
- - Berapa banyak yang bisa kamu lakukan untuk desamu?
Konsep strategi politik itu sendiri paling baik bila dijelaskan, dipahami dan diingat serta diletakkan dalam konteks praktis. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan melihat bagaimana strategi dapat diterapkan dalam praktik (baik berhasil maupun tidak). Konteks praktis ini akan berujung di hari –H pemilihan dimana semua proses yang memanas dalam masa kampanye akhirnya akan meredup. Saat itulah para kandidat akan mengetahui apakah strategi yang mereka rencanakan, organisasikan dan terapkan dalam waktu yang lama akan membawa keberhasilan atau tidak kepada mereka. Setelah pemilu selesai apapun hasilnya diperlukan sebuah analisis untuk dapat menganalisa faktor-faktor yang bisa menguntungkan kandidat di pemilu selanjutnya.
A Luta Kontinua
Vota Ba Feto, Vota Ba Dame
Sources :
*Rede Feto/ICP - dirangkum dari berbagai sumber